Header Ads

Renungan Minggu Palma-IKUT SERTA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS- (10 April 2022)- Lukas 22:14 – 23:56/Lukas 23:1-49

 

IKUT SERTA DALAM KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS

(Renungan Hari Minggu Palma)

 Sdr. Erkwan Martinus Sigalingging, OFMCap.

 

Saudara-saudari yang terkasih,

            Pekan suci dimulai pada Minggu Palma, yang menghubungkan perayaan kemenangan Kristus Raja dengan pewartaan penderitaan-Nya. Hari ini adalah Hari minggu Palma, mengenang sengsara Tuhan. Pada hari ini juga, ketika kita mengenang kembali Yesus masuk kota Yerusalem, ternyata orang-orang yang menyambutnya membentangkan pakaian mereka, melambaikan daun-daun palma disertai dengan sorak sorai, menyambut sang Raja dalam suatu pawai kebesaran. Pawai kebesaran ini bukan suatu kebetulan. Yesus memperlihatkan kepada semua orang, siapa Dia sebenarnya, sebelum Ia masuk dalam penderitaan dan kematian-Nya di salib.

 Saudara-saudari yang terkasih,

            Minggu Palma tahun ini menggunakan Kisah Sengsara dari Injil Lukas 22:14 – 23:56) dan versi singkatnya Luk 23:1-49, yang secara isi tidak berbeda dengan Injil Sinoptik lainnya, karena mengisahkan kesengsaraan Yesus Kristus. Setiap tahunnya, tema kisah sengsara ini selalu disuguhkan kepada kita. Kemudian setiap Jumat Agung, kisah sengsara juga dibacakan, tetapi selalu dari Injil Yohanes, tidak berganti-ganti seperti Minggu Palma.

            Jadi, Selama Pekan suci yang dimulai pada Minggu Palma pada hari ini, kita selalu mendapatkan tema kisah sengsara Yesus Kristus sebanyak dua kali, yakni Minggu Palma dan Jumat Agung. Walaupun bacaannya panjang dan terkesan berat, Gereja tetap memberikannya kepada umat beriman untuk diperdengarkan dan direnungkan. Berat berarti bukan hanya dari durasi bacaan (panjang) tetapi juga isinya yang mengandung banyak peristiwa yang tidak gampang untuk dimengerti, apalagi mengenai peristiwa yang sangat sadis dan mengerikan.

 Saudara-saudari yang terkasih,

Yesus datang ke dunia sebagai utusan Allah untuk memberitakan Kerajaan Allah yang sudah dekat. Misi-Nya adalah menegakkan kehendak Allah yang telah diserongkan  oleh para penguasa Yahudi, Karena perjuangan-Nya menata kembali agar umat pilihan setia kepada Allah dan masyarakat bertindak adil terhadap sesama, Yesus harus menderita. Karya pewartaan Yesus tentang kerajaan Allah dan pelayanan-Nya kepada masyarakat yang tertindas telah mengancam dan menggoyangkan wibawa serta status kekuasaan para penguasa Yahudi sebagai penafsir dan penegak Hukum Taurat. Maka, mereka bersekongkol dan sepakat untuk membunuh Yesus lewat persidangan tertinggi di Mahkamah Agama. Semua itu mendatangkan penderitaan bahkan kematian Yesus. Jadi, Yesus menderita bahkan menyerahkan nyawa-Nya karena dan demi terwujudnya Kerajaan Allah. Kisah sengsara Yesus mulai dari taman Getsemani hingga kematian-Nya di Salib merupakan penyerahan diri sepenuhnya pada kehendak Allah Bapa. Dalam hal ini, penderitaan yang harus Yesus tanggung merupakan rencana dan kehendak penyelamatan Allah dan bukan hanya karena penolakan para penguasa Yahudi.

 Saudara-saudari yang terkasih,

Kisah sengsara Yesus Kristus berisikan tentang saat-saat terakhir hidup Yesus Kristus di dunia, yang jarang dialami oleh orang, yang dirangkai dengan berbagai peristiwa. Tahap demi tahap peristiwa tersebut selalu memberikan pengertian mendalam bukan saja perjalanan Yesus Kristus, tetapi juga mencerminkan perjalanan kehidupan manusia di dunia ini, meskipun dalam konteks dan bentuk yang berbeda. Misalnya: buruh ditindas majikan, istri ditindas suami atau bahkan suami direndahkan istri, perkawinan yang bermasalah, anak-anak ditekan orangtua. Ada pula orang yang menderita sakit bertahun-tahun, orang yang dihina, dilecehkan, dibully bahkan perang yang terjadi antar negara dan berbagai kisah hidup lainnya. Ada begitu banyak “kisah sengsara” yang terjadi di dunia ini.

Saat kita mengalami kesulitan hidup, penyakit, penindasan, mungkin kita bertanya-tanya: “Tuhan di manakah Engkau? Mengapa Engkau meninggalkan aku?” Hal inilah yang persis dikatakan Yesus ketika dipaku di kayu salib, “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?”. Lalu Yesus berkata: “Ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”. Melalui perkataan ini, Yesus Kristus telah membuka hati kita, bahwa dalam penderitaan dan kesengsaraan, masih ada harapan. Ketika kita mengalami sengsara, ketika harapan seakan menghilang, ketika iman mulai pudar, ketika cinta mulai layu; kita ingat kepada Yesus, dan berkata: “Tuhan Yesus, kuserahkan diri hamba-Mu ini ke dalam tangan-Mu”. Kita dapat memberi arti bagi penderitaan kita, jika kita menerima dan memaknai penderitaan itu bersama dengan Yesus. Hal ini mudah untuk orang-orang yang dapat menerima penderitaannya; misalnya sakit yang ringan-ringan saja, yang dapat diterima dengan sabar. Tapi akan menjadi sulit jika penderitaan kita terasa begitu berat.

Yesus mengajarkan kepada kita bahwa penderitaan kita sungguh-sungguh tidak berarti, jika kita tidak mampu menerimanya dengan sadar dan bebas. Penderitaan itu punya arti apabila kita mampu menghadapinya seperti yang dilakukan oleh Yesus, jika kita menerimanya bersama dengan Yesus.

Saudara-saudari yang terkasih,

Kisah sengsara bukan sekadar cerita belaka. Kisah sengsara memberi pelajaran bagi kita. Orang yang berpasrah kepada Allah seperti Yesus, akan memperoleh kehidupan abadi seperti Yesus yang bangkit dari kematian. Kisah sengsara bukan untuk menimbulkan perasaan haru, tetapi untuk membuat kita makin menyadari bahwa Allah menyertai kita. Kisah sengsara ingin menunjukkan bahwa Allah selalu bersama kita.

Dalam merayakan hari minggu palma ini, kita diajak untuk mengambil bagian dalam perayaan ini, dengan ikut serta pula mengambil bagian dalam penderitaan Yesus, bersama dengan-Nya menuju Golgota, tempat ia disalibkan dan wafat demi keselamatan umat manusia. Dengan cara itu, kita diajak juga untuk mampu berempati merasakan penderitaan orang di sekitar kita dengan melakukan kebaikan-kebaikan di dalam hidup kita. Selain itu, dengan mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, kita juga diundang untuk ikut serta mengambil bagian dalam kebangkitanNya. AMIN.

Diberdayakan oleh Blogger.